Jangan Pernah Berharap Kesempurnaan dan Kebahagiaan

Ini merupakan teks dan video ceramah dari Ustadz Firanda Andirja, MA yang berjudul Kesempurnaan dan Kebahagian. Ceramah ini memang sudah lama diterbitkan, namun ceramah ini mengingatkan agar kita selalu mensyukuri apa yang telah Allah berikan pada kita, tidak mencari kesempurnaan terhadap apa yang telah kita punya, karena kita tidak akan pernah bahagia jika kesempurnaan yang diharapkan terhadap segala sesuatu.

Teksnya :

Assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhandulillahi washolatu wasalamu ‘ala rosulillah

Ikhwani rahimakumullah, saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala…

Janganlah anda pernah mengharap kesempurnaan didunia ini. Kenapa?

Karena barangsiapa yang mengharapkan kesempurnaan diatas muka bumi ini maka dia tidak akan pernah bahagia, karena dia akan mengharapkan sesuatu yang mustahil (sesuatu yang tidak mungkin dia raih).

Diantara hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Allah menciptakan semua yang ada di atas muka bumi ini tidak ada yang sempurna, termasuk kenikmatan-kenikmatan yang Allah sediakan bagi hamba-hamba-Nya diatas muka bumi ini, apa saja pasti terkontaminasi dengan hal-hal yang mengurangi kesempurnaan kenikmatan tersebut.

Selain kenikmatan yang tidak sempurna, juga terbatas tidak abadi.

Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran :

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الأمْوَالِ وَالأوْلادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. Al-Hadid 20)

Sebagaimana kita lihat tumbuh-tumbuhan hijau yang terkena air hujan maka nampaklah indah dengan warna hijaunya tersebut yang menjadikan para penanam menjadi senang memandang.

Akan tetapi apa hakikatnya?

Kemudian rusaklah tumbuhan tersebut, berubah menjadi warna kuning dan akhirnya kering dan hancurlah tumbuhan tersebut.

Itulah hakikat daripada kenikmatan dunia.

Oleh karenanya kalau kita renungkan bahwa segala kenikmatan yang ada di atas muka bumi ini tidak ada yang sempurna.

Contohnya masalah makanan;

  • Ada makanan yang lezat, seperti kepiting, cumi, udang. Ternyata makanan ini Allah ciptakan lezat tapi tidak sempurna; itu mengandung kolesterol yang tinggi sehingga tidak setiap orang bisa makan sebanyak-banyaknya.
  • Contoh lain yaitu buah durian. Allah ciptakan buah durian dalam kulit yang banyak durinya, sulit untuk mengambil dan membukanya. Dan tidak mungkin juga kita makan sepuasnya karena kesehatan kita bisa terganggu.
  • Contoh lain khamr, khamr rasanya lezat sehingga banyak yang minum khamr. Akan tetapi kelezatan khamr tersebut menyebabkan hal yang tidak enak seperti kepala pening, perut sakit dan lainnya.

Berbeda dengan kenikmatan-kenikmatan yang ada disurga.

Oleh karena itu, diantara hikmah menjadikan tidak ada yang sempurna di atas muka bumi ini adalah agar setiap mukmin senantiasa rindu untuk mencari kesempurnaan dan dia tidak akan memperoleh kesempurnaan kenikmatan kecuali di akhirat kelak.

Dia akan mendapatkan kenikmatan sempurna yang telah Allah sediakan;

  • Khamr ada tetapi tanpa menyebabkan mabuk dan sakit pening.
  • Buah-buahan tanpa ada musim, senantiasa ada, tidak perlu kita manjat pohon untuk mengambilnya karena mudah untuk diraih.
  • Bidadari yang penuh dengan kesempurnaan.

Tatkala kita sadar akan hal ini maka hati kita senantiasa rindu untuk menuju surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Barangsiapa yang mengharap kesempurnaan dia atas muka bumi maka dia tidak akan pernah bahagia.

Lalu bagaimana sikap kita menghadapi kenikmatan yang tidak akan pernah sempurna ini?

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam sejak dahulu telah memberikan jalan yang baik agar kita bisa menikmati kenikmatan yang tidak sempurna tersebut.

Diantara sabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam :

لا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

“Janganlah seorang suami mu’min membenci istrinya yang mu’minah, jika dia membenci suatu perangai/akhlaq dari istrinya maka dia akan ridha/senang dengan perangai yang lain dari istrinya.”

Ini sabda Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam yang luar biasa.

Meskipun berbicara khusus tentang istri tetapi ini merupakan kaidah yang umum bahwasanya jika kita membenci salah satu perangai istri kita maka ingatlah masih ada kebaikan-kebaikannya yang lain.

Dan ingatlah tatkala seseorang mensetting pola pikirnya dengan tidak melupakan kebaikan-kebaikan istrinya maka dia tidak akan benci kepada istrinya.

Dia tahu bahwasanya tidak ada kenikmatan yang sempurna, istrinya pun tidak akan pernah sempurna. Kalau dia mengharapkan istri yang sempurna maka tidak akan dia peroleh.

Oleh karenanya Syaik Bin Baz sering ditanya oleh orang yang mengeluhkan istrinya, maka kata Beliau: “Bidadari itu disurga, kalau ingin istri yang sempurna ada disurga.”

Didunia tidak ada yang sempurna, kalau engkau mengharapkan kesempurnaan didunia maka engkau tidak akan pernah bahagia.

Seseorang yang merenungkan hal ini kemudian mengambil ajaran Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bahwa tidak ada yang sempurna dan harus memandang yang positif (jangan sampai ada yang negatif menjadikan lupa akan kebaikan yang ada), maka orang ini tidak akan pernah bahagia.

Sebagai contoh;

Pertama : Seorang yang berguru kepada seorang ustadz.

Jika ustadz nya ini seorang yang sempurna, tidak pernah berdosa, tidak pernah menyelisi perkataannya maka dia tidak akan mendapatkan seorang ustadz (guru) dimanapun dia cari di atas muka bumi maka tidak akan dia dapatkan.

Karena tidak ada yang ma’shum, tidak akan mendapatkan guru kalau caranya demikian. Dan dia senantiasa akan gelisah dan protes “Kenapa ustadz fulan demikian”, dia sendiri menyusahkan hatinya karena dia mengharapkan kesempurnaan.

Bagaimana cara agar dia bahagia?

Harus dirubah settingan pola pikirnya.

Dia harus menyadari bahwa tidak ada ustadz yang sempurna dan pasti melakukan kesalahan. Yang penting ustadz tersebut masih dominan kebaikannya dan secara umum ustadz itu baik maka belajarlah dari ustadz tersebut.

Kedua : Contoh lain, seorang yang mencari sahabat yang sempurna.

Maka tidak akan dia dapatkan, namanya sahabat pasti ada kesalahan yang dia lakukan.

Oleh karenanya Syaikh Albani rahimahullah sering menyampaikan suatu syair:

ﺗُﺮِﻳْﺪُ ﺻَﺎﺣِﺒًﺎ ﻻَ ﻋَﻴْﺐَ ﻓِﻴْﻪِ..؟
ﻓَﻬَﻞِ ﺍﻟْﻌُﻮْﺩُ ﻳَﻔُﻮْﺡُ ﺑِﻼَ ﺩُﺧَﺎﻥِ..؟

“Kau inginkan seorang sahabat yang tidak ada aibnya? (maka mustahil)
“Apakah engkau berharap kayu gaharu harum tanpa ada asapnya?”

Oleh karenanya jika engkau memiliki seorang sahabat yang secara dominan dia adalah sahabat yang baik tapi terkadang menyelisihi janji, lupa dan tidak membantu saat kita butuhkan maka terimalah dia, demikian sahabat yang ada didunia.

Kalau ingin cari kesempurnaan maka tempatnya di akhirat.

Ketiga : Contoh lain yang seorang menyekolahkan anaknya di pondok.

Dia ingin pondok tersebut menciptakan anaknya menjadi seorang santri yang luar biasa dan tidak ada kekurangannya, atau pondok tersebut pelayananya kurang.

Seharusnya dia tahu bahwa tidak ada yang sempurna. Sebuah pondok, tatkala berusaha memberikan pengajaran kepada santrinya maka tidak akan sempurna, pasti ada kekurangannya (guru, pelayanan dan muamalahnya kurang bagus, dan lain-lain).

Selama anaknya belajar di pondok itu dan hafalan bertambah, akhlaqnya berubah menjadi lebih baik maka dia harus menerima dan merubah pola pikirnya bahwa tidak ada pondok yang sempurna.

Keempat : Begitu juga misalnya seorang yang bekerja dikantor.

Jika dia berharap kesempurnaan dikantornya, ingin bosnya yang sempurna dan pekerjaannya sempurna maka dia tidak akan pernah bisa bahagia.

Kelima : Demikian juga dalam hal dakwah.

Seseorang tatkala berdakwah, dia ingin dakwahnya sempurna, tidak ada kekurangan dan lika-liku dakwah, ingin dakwahnya senantiasa mulus dan tidak ada gangguan maka mustahil akan dia raih.

Oleh karenanya, sejak sekarang marilah kita rubah settingan pola pikir kita, jangan pernah kita berharap kesempurnaan.

Kapan anda mengharap kesempurnaan maka anda tidak akan pernah bahagia dan puas karena anda mengharapkan suatu kemustahilan.

Ingatlah bahwasanya kesempurnaan menanti kita di akhirat, Allah yang menyediakan. Dan sengaja menjadikan kenikmatan dunia tidak sempurna agar setiap mu’min merasa rindu untuk meraih kesempurnaan di akhirat kelak.

Wallahu a’lam bishshowab.
Wasalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

 Videonya :

Sumber Video : Firanda.com
Sumber Teks : Grup WA Bimbingan Islam

8 thoughts on “Jangan Pernah Berharap Kesempurnaan dan Kebahagiaan

  1. Assalamu’alaikum wr wb…

    Benar sekali, itulah hakikat nikmat dunia tidak sempurna dan tidak kekal, marilah kita songsong akhirat dgn penuh harap disertai usaha utk terus meingkatkan ibadah dan amal saleh…

    Salam dakwah selalu dari Dompu-NTB

    Disukai oleh 1 orang

Silahkan Beri Kesan dan Komentar Anda disini